Photobucket

Jumat, 14 Maret 2008

QUOVADIS SIKAP PASCA WAFATNYA MANTAN

PRESIDEN SOEHARTO

(Antara Kemanusiaan dan Keadilan)

Lima hari sudah hari berkabung nasional berlalu. Seiring berlalunya Indonesia berkabung yang ditetapkan oleh pemerintah selama tujuh hari sebagai sikap terhadap wafatnya mantan presiden Soeharto itu, sebetulnya masih menyisakan berbagai pertanyaan dan kontroversi. Secara kemanusiaan memang sebagai bangsa yang besar segenap rakyat harus berbesar hati untuk merelakan kepergian mantan orang nomor satu di Era Orde baru tersebut dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun, timbul pertanyaan berikutnya setelah secara kemanusiaan kita dah merelakan kepergian mantan Presiden kedua tersebut, bagaimanakah nasib rasa keadilan di masyarakat? Dan mau dibawa kemanakah pemenuhan rasa keadilan itu? Pertanyaan besar yang harus terjawab pasca wafatnya mantan Presiden Soeharto, Akan dihentikan dan cukuplah sampai disini saja pemenuhan rasa keadilan bagi rakyat ataukah masih akan berlanjut mengingat masih tertinggal berbagai persoalan termasuk persoalan hukum.

Dengan melihat kondisi dan situasi dimana kebingungan mulai muncul serta banyaknya pendapat mengenai penyelesaian kasus Soeharto, Membuat BEM KM UNDIP merasa perlu menanggapi sebagai salah satu elemen gerakan mahasiswa dengan bersikap :

  1. Tetap meminta kepada keluarga dan seluruh rakyat untuk membedakan antara rasa kemanusiaan dan keadilan, dimana secara kemanusiaan kita memang harus berbesar hati untuk melepas kepergian mantan Presiden Soeharto dengan segala kelebihan dan kekurangan, namun kita tidak dapat melepaskan tanggung jawab untuk tetap melanjutkan proses hukum kasus Soeharto untuk memenuhi rasa keadilan.
  2. Menyerukan dan mendesak Pemerintah untuk segera memutuskan proses hukum Soeharto agar jelas status hukumnya namun bukan dihentikan.

0 komentar:

Photobucket

Free chat widget @ ShoutMix


Template by Abdul Munir | Blog - Layout4all